Idul fitri dan Idul adha merupakan waktu ibadah yang mulia di sisi Allah Subhanahu Wata’ala. Keduanya merupakan hari raya kaum muslimin, di mana mereka melaksanakan ibadah yang disyariatkan dan melakukan aktivitas yang membuat mereka bergembira dan berbahagia.
Hal ini berdasarkan hadits Anas bin Malik Radhiallahu Anhu, di mana beliau berkata :
عن أنس رضي الله عنه قال: قدم رسولُ الله صلى الله عليه وسلم المدينة ولهم يومان يلعبون فيهما، فقال: قد أبدلكم الله بهما خيرًا منهما: يوم الأضحى ويوم الفطر
Dari Anas bin Malik Radhiallahu Anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tiba di kota Madinah dan waktu itu penduduk Madinah memiliki dua hari yang mereka bermain-main padanya. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Sesungguhnya Allah telah menggantikan keduanya dengan dua hari yang lebih baik darinya, yaitu hari (idul) adha dan hari (idul) fitri.” (Diriwayatkan oleh Abu Daud [1134], An-Nasai [1556], dan Ahmad [12006]).
Berdasarkan hadits di atas, diketahui kalau hari idul fitri dan idul adha merupakan dua hari raya di mana kaum muslimin bergembira di dalamnya, melakukan aktivitas yang bisa mendatangkan kebahagiaan dan kegembiraan.
Selain itu, hadits di atas juga bisa menjadi dalil bahwa di dalam islam tidak terdapat hari raya yang diselenggarakan sekali setahun kecuali idul fitri dan idul adha. Apabila ada hari raya lainnya, maka perbuatan tersebut tidak ada dalilnya.
Salah satu tradisi yang seringkali dilakukan kaum muslimin saat hari raya idul fitri dan idul adha adalah menyampaikan ucapan selamat satu sama lain. Nah, bagaimanakah sebenarnya kedudukan ucapan tersebut di dalam syariat islam? Cari tahu jawabannya di sini.
Hukum Ucapan Selamat Hari Raya dan Ucapan yang Dianjurkan
Seringkali kita mendengarkan di tengah-tengah masyarakat ucapan selamat saat hari raya idul fitri atau idul adha. Misalnya, ucapan minal Aidin Wal Faizin, Taqabballalhu Minna wa Minkum, Taqabballalhu Minna wa Minkum Sholihal A’mal, ‘Idun Mubarok, atau yang lainnya.
Empat ucapan selamat di atas adalah yang paling banyak didengarkan di masyarakat saat ini. Tentu saja tidak menutup kemungkinan adanya ucapan-ucapan selamat yang lainnya yang mungkin saja jarang didengarkan.
Terlepas dari itu, bagaimanakah sebenarnya hukum mengucapkan ucapan-ucapan hari raya idul fitri atau idul adha semisal di atas? Yuk mari kita membahasnya.
Diriwayatkan dari Jubair dan Nufair Radhiallahu Anhu, dia berkata :
كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اِلْتَقَوْا يَوْمَ الْعِيدِ يَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك .
“Dahulu para sahabat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam jika mereka berjumpa pada hari id, sebagian mereka akan berkata kepada sebagian yang lainnya ‘تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك’ (Semoga Allah menerima amalan kami dan kalian).” (Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani Rahimahullah dalam Tamamul Minnah [354]).
Berdasarkan keterangan di atas, diketahui bahwa para sahabat sejak dahulu sudah terbiasa mengucapkan selamat pada hari raya idul fitri atau idul adha di antara mereka. Lafazh ucapan selamat yang datang dalam keterangan tersebut adalah ‘Taqabbalallahu Minna wa Minka’.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak mengapa dan bukanlah hal yang terlarang mengucapkan selamat kepada sesama kaum muslimin terkait dengan idul fitri dan idul adha.
Al-Imam Ahmad Rahimahullah Berkata :
وَلَا بَأْسَ أَنْ يَقُولَ الرَّجُل لِلرَّجُلِ يَوْمَ الْعِيدِ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك
“Tidak mengapa seseorang berkata kepada yang lain pada hari raya id ‘Taqobbalallahu Minna wa Minka’.” (Lihat : http://bit.ly/3XlCC0L).
Berdasarkan keterangan di atas, bisa diketahui bahwa ucapan selamat hari raya idul fitri dan idul adha yang diucapkan oleh para sahabat di masa itu adalah ‘Taqabbalallahu Minna wa Minka’. Oleh karena itu, bagi kaum muslimin sangat dianjurkan ketika ingin mengucapkan ucapan selamat, hendaknya menggunakan lafazh tersebut.
Baca juga: Tata cara sholat Idul Fitri beserta dalilnya.
Bolehkah Mengucapkan Selamat Hari Raya dengan Lafazh Lain?
Satu pertanyaan penting yang seringkali ditanyakan adalah bagaimana hukum mengucapan selamat hari raya dengan lafazh selain ‘Taqabbalallahu Minna wa Minka’? Misalkan ucapan Minal Aidin wal Faizin, selamat hari raya idul fitri, selamat hari raya idul adha dan semisalnya.
Jawabannya boleh saja, tidak mengapa. Lafazh apapun yang digunakan untuk ucapan selamat hari raya idul fitri dan idul adha boleh-boleh saja, selama lafazh tersebut tidak mengandung dosa.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah ditanya tentang hal ini, beliau menjawab :
أَمَّا التَّهْنِئَةُ يَوْمَ الْعِيدِ يَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ إذَا لَقِيَهُ بَعْدَ صَلاةِ الْعِيدِ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ , وَأَحَالَهُ اللَّهُ عَلَيْك , وَنَحْوُ ذَلِكَ , فَهَذَا قَدْ رُوِيَ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْ الصَّحَابَةِ أَنَّهُمْ كَانُوا يَفْعَلُونَهُ وَرَخَّصَ فِيهِ , الأَئِمَّةُ , كَأَحْمَدَ وَغَيْرِهِ . لَكِنْ قَالَ أَحْمَدُ : أَنَا لا أَبْتَدِئُ أَحَدًا , فَإِنْ ابْتَدَأَنِي أَحَدٌ أَجَبْته , وَذَلِكَ لأَنَّ جَوَابَ التَّحِيَّةِ وَاجِبٌ , وَأَمَّا الابْتِدَاءُ بِالتَّهْنِئَةِ فَلَيْسَ سُنَّةً مَأْمُورًا بِهَا , وَلا هُوَ أَيْضًا مَا نُهِيَ عَنْهُ , فَمَنْ فَعَلَهُ فَلَهُ قُدْوَةٌ , وَمَنْ تَرَكَهُ فَلَهُ قُدْوَةٌ . وَاَللَّهُ أَعْلَمُ”
Adapun tentang ucapan selamat pada hari Id, di mana sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain saat berjumpa setelah shalat id, ‘Taqobbalallahu Minna wa Minkum’, Ahaalallahu ‘Alaika’, dan semisalnya, maka semisal ini telah diriwayatkan dari sekelompok orang sahabat Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bahwa mereka mengucapkannya, dan para imam semisal Ahmad dan yang lainnya memberikan keringanan padanya.
Akan tetapi, Imam Ahmad mengatakan, “Aku tidak mau mendahului mengucapkan selamat hari raya pada seorang pun. Namun kalau ada seseorang yang mulai mengucapkan selamat padaku, aku akan membalasnya. Sebab, menjawab ucapan selamat (tah-niah) hukumnya wajib.
Adapun memulai duluan mengucapkan selamat (hari raya id) bukanlah sunnah yang dianjurkan dan bukan pula sesuatu yang dilarang. Siapa yang mengucapkannya maka dia memiliki teladan, dan siapa yang meninggalkannya maka dia memiliki teladan. (Al-Fatawa Al-Kubra [2/228]).
Asy-Syaikh Al-Utsaimin Rahimahullah ditanya tentang hukum mengucapkan selamat idul fitri atau idul adha dan apakah ada lafazh tertentu dalam mengucapkannya, maka beliau Rahimahullah menjawab :
“التهنئة بالعيد جائزة ، وليس لها تهنئة مخصوصة ، بل ما اعتاده الناس فهو جائز ما لم يكن إثماً”
“Ucapan selamat hari raya id hukumnya boleh, dan tidak ada lafazh selamat khusus. Bahkan, apa yang sudah biasa diucapkan orang-orang hukumnya boleh selama tidak terkandung dosa (dalam ucapan tersebut). “ (Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Al-Utsaimin [16]208-2010).
Berdasarkan keterangan di atas, bisa diketahui bahwa ucapan selamat saat hari raya idul fitri atau idul adha, seperti minal Aidin Wal Faizin, Selamat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, Taqabballalhu Minna wa Minkum, Taqabballalhu Minna wa Minkum Sholihal A’mal, ‘Idun Mubarok, atau yang lainnya boleh-boleh saja.
Tolak ukur dalam hal ini adalah apakah ucapan tersebut mengandung dosa di dalamnya atau tidak. Jika tidak, maka diperbolehkan dengan bahasa apapun dan kalimat apapun. Jika terkandung dosa, maka tentu hal tersebut tidak diperbolehkan.
Adapun ucapan Minal Aidin wal Faizin yang sering diucapkan oleh kaum muslimin di Indonesia, maka hukumnya boleh sebagaimana yang disebutkan di atas. Hanya saja, banyak kaum muslimin yang keliru mengartikan ucapan tersebut dengan Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Perlu diketahui bahwa pada kalimat Minal Aidin wal Faizin yang dalam bahasa arabnya من العائدين و الفائزين terdapat kata yang muqaddarah (kata yang sengaja dihilangkan dan ditetapkan lafazhnya). Kata yang muqaddarah merupakan hal yang biasa dalam bahasa arab.
Oleh karena itu, secara sempurna dengan memasukkan kata yang muqaddarah dari kalimat tersebut adalah جعلنا الله من العائدين و الفائزين yang artinya ‘Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang kembali dan beruntung’.”
Demikianlah penjelasan mengenai ucapan yang dianjurkan saat hari raya idul fitri dan idul adha. Semoga bermanfaat dan memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Penulis: Ustadz Rismal.
- Surat an-Naziat: Arab, Latin dan Terjemahan - September 26, 2023
- Surat Quraisy: Arab, Latin dan Artinya - September 26, 2023
- Surat al-Fil: Arab, Latin dan Artinya - September 26, 2023