Tata Cara Sholat Tarawih Beserta Dalilnya

By | Februari 4, 2023

Sebelum mulai membahas tata cara sholat tarawih berdasarkan bimbingan sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, perlu diingatkan terlebih dahulu akan besarnya nilai sholat tarawih di dalam islam.

Sholat sunnah yang satu ini memiliki keutamaan yang besar, yaitu adanya jaminan pengampunan dosa dari Allah Ta’ala. Oleh karena itu, tidak sepantasnya bagi seorang muslim untuk menelantarkan amalan sunnah ini karena besarnya keutamaan yang ada padanya.

Dalil yang menunjukkan akan keutamaan sholat tarawih adalah hadits di bawah ini :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, bahwa Rasulullahi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Barangsiapa yang melaksanakan sholat (tarawih) di bulan ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni apa yang telah berlalu dari dosa-dosanya.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari [37] dan Muslim [759]).

Jelas sekali disebutkan dalam hadits tersebut adanya pengampunan dosa disebabkan sholat tarawih. Tapi dipersyaratkan padanya keimanan dan mengharapkan pahala.

Artinya, seorang muslim mengerjakan sholat tarawih dalam keadaan beriman kepada Allah, membenarkan janji dan keutamaan sholat tarawih, serta mengharapkan pahala di sisi Allah. Dia tidak melakukannya karena riya dan niat-niat tidak ikhlas lainnya.

Baca juga: Tata Cara Sholat Idul Fitri beserta Dalilnya.

Kenapa Disebut Sholat Tarawih?

Perlu diketahui bahwa penamaan tarawih tidak terdapat dalam Al-Quran dan hadits, karena penamaan tersebut sekedar istilah dalam bahasa arab.

Secara bahasa, tarawih (تراويح) adalah jamak dari kata tarwihah  (ترويحة) yaitu duduk yang dengannya orang-orang beristirahat. Kata tarawih tersebut lalu digunakan untuk sholat malam di bulan ramadhan, karena pada sholat tersebut terdapat duduk istirahat di antara rakaat sholat tarawih.

Ibnu Manzhur dalam kitab Lisanul Arab berkata :

التَّرويحةُ في شهر رمضان سمِّيت بذلك؛ لاستراحة القوم بعد كل أَربع ركعات، وفي الحديث صلاة التراويح؛ لأَنهم كانوا يستريحون بين كل تسليمتين. والتراويح: جمع تَروِيحة

“Tarwihah dalam bulan ramadhan, disebut demikian karena istirahatnya orang-orang setelah setiap empat rakaat. Dalam hadits disebut sholat tarawih karena orang-orang beristirahat di antara setiap dua salam. Tarawih merupakan bentuk jamak dari kata tawihah…” (Lisanul Arab [2/462] cetakan Dar Shodir Beirut).

Hukum Sholat Tarawih dan Bilangan Rakaatnya

A. Hukum Sholat Tarawih

Hukum sholat tarawih adalah sunnah muakkad, yaitu sangat dianjurkan bagi kaum muslimin untuk melakukannya dan tidak menelantarkannya.

Dalil akan sunnahnya sholat tarawih adalah hadits Aisyah Radhiallahu Anha, di mana beliau berkata :

أنَّ رَسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ خَرَجَ لَيْلَةً مِن جَوْفِ اللَّيْلِ، فَصَلَّى في المَسْجِدِ، وصَلَّى رِجَالٌ بصَلَاتِهِ، فأصْبَحَ النَّاسُ فَتَحَدَّثُوا، فَاجْتَمع أكْثَرُ منهمْ فَصَلَّى فَصَلَّوْا معهُ، فأصْبَحَ النَّاسُ فَتَحَدَّثُوا، فَكَثُرَ أهْلُ المَسْجِدِ مِنَ اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ، فَخَرَجَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ فَصَلَّى فَصَلَّوْا بصَلَاتِهِ، فَلَمَّا كَانَتِ اللَّيْلَةُ الرَّابِعَةُ عَجَزَ المَسْجِدُ عن أهْلِهِ، حتَّى خَرَجَ لِصَلَاةِ الصُّبْحِ، فَلَمَّا قَضَى الفَجْرَ أقْبَلَ علَى النَّاسِ، فَتَشَهَّدَ، ثُمَّ قَالَ: أمَّا بَعْدُ، فإنَّه لَمْ يَخْفَ عَلَيَّ مَكَانُكُمْ، ولَكِنِّي خَشِيتُ أنْ تُفْتَرَضَ علَيْكُم، فَتَعْجِزُوا عَنْهَا، فَتُوُفِّيَ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ والأمْرُ علَى ذلكَ

“Bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pada suatu malam saat tengah malam keluar lalu sholat di masjid, dan beberapa orang mengikuti sholat beliau. Keesokan harinya orang-orang membicarakan hal tersebut, sehingga berkumpullah orang yang lebih banyak dari mereka (yang berkumpul pertama kali).

Rasulullah lalu mengerjakan sholat dan orang-orang sholat bersamanya. Keesokan harinya orang-orang membicarakan hal tersebut, sehingga semakin banyak orang berkumpul di masjid pada malam ketiga. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam lalu keluar melakukan sholat, dan orang-orang sholat mengikuti beliau.

Pada malam keempat, masjid tidak mampu menampung orang-orang sampai beliau keluar untuk sholat shubuh. Setelah selesai sholat shubuh, beliau menghadap orang-orang, mengucapkan syahadat dan berkata ‘Tidaklah tersamarkan bagiku kondisi kalian. Akan tetapi, saya takut hal tersebut akan diwajibkan atas kalian sehingga kalian tidak mampu melaksanakannya. Kemudian Rasulullah meninggal dan perkaranya tetap seperti itu.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari [2012]).

Dalil di atas jelas sekali menunjukkan bahwa hukum sholat tarawih adalah sunnah. Sebab, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sengaja tidak keluar pada hari keempat ketika orang-orang membludak di masjid karena beliau takut sholat tersebut diwajibkan.

Baca juga Hukum Sholat Berjamaah bagi Laki-laki di Masjid.

B. Bilangan Rakaat Sholat Tarawih

Bilangan rakaat sholat tarawih yang paling utama adalah adalah 11 rakaat dan 13 rakaat. Sebab, jumlah inilah yang disebutkan dalam beberapa hadits. Hal ini dipertegas oleh jawaban Aisyah Radhiallahu Anha ketika ditanyakan tentang sholat malam (tarawih) Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di bulan ramadhan :

ما كَانَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلاَ فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً

“Tidak melebihi 11 rakaat di bulan ramadhan atau bulan yang lainnya.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari [3569] dan Muslim [738]).

Tapi jika dilakukan lebih dari 11 atau 13 rakaat, maka hal tersebut diperbolehkan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam :

صلاةُ الليلِ مَثْنَى مَثْنَى

“Sholat malam itu (dikerjakan) dua rakaat, dua rakaat.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari [936] dan Muslim [1239]).

Asy-Syaikh bin Baz Rahimahullah berkata :

وليس لها حد محدود، لكن الأفضل إحدى عشرة أو ثلاثة عشرة، هذا الأفضل، وإن صلى أكثر؛ عشرين والوتر، ثلاثين والوتر، أربعين والوتر، ما في حرج الحمد لله، لكن أفضلها هو ما فعله النبي صلى الله عليه و سلم إحدى عشرة، أو ثلاث عشرة

“Tidak ada batasan untuk sholat tarawih, akan tetapi yang paling utama adalah sebelas atau tiga belas rakaat. Ini yang paling utama. Jika dia melakukannya lebih dari itu (yakni) 20 rakaat dan witir, 30 rakaat dan witir, 40 rakaat dan witir, maka tidak mengapa Alhamdulillah. Akan tetapi yang paling utama adalah apa yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam berupa sebelas atau tiga belas rakaat.” (Lihat : bit.ly/sholattarawihh).

Tata Cara Sholat Tarawih Secara Terperinci

Setelah mengetahui hukum sholat tarawih dan keutamaannya, selanjutnya perlu diketahui tata cara sholat tarawih yang benar dalam bimbingan islam. Berikut tata caranya secara terperinci :

  • Bersuci dan menutup aurat sebelum melakukan sholat.
  • Menghadap kiblat dengan niat yang ikhlas. Niat di dalam hati dan tidak diucapkan.
  • Membaca takbiratul ihram.
  • Membaca doa istiftah.
  • Membaca surah Al-Fathihah dan surah yang mudah dalam Al-Quran.
  • Rukuk, tuma’ninah dalam rukuk, dan membaca bacaan yang disyariatkan ketika rukuk.
  • Bangkit dari rukuk (I’tidal) dan membaca bacaan yang disyariatkan ketika I’tidal..
  • Sujud di atas tujuh anggota sujud, yaitu wajah, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua kaki.  Tidak lupa pula membaca bacaan yang disyariatkan ketika sujud.
  • Bangkit dari sujud dan membaca bacaan yang disyariatkan ketika duduk di antara dua sujud.
  • Sujud lagi untuk kedua kalinya.
  • Bangkit lagi dari sujud untuk kedua kali, lalu bertasyahud.
  • Salam.

Setelah selesai melakukan sholat tarawih berdasarkan keterangan di atas, berarti Anda sudah melakukan 1 rakaat. Tinggal ulangi lagi sampai mencapai jumlah rakaat yang diinginkan.

Lisnawati
Latest posts by Lisnawati (see all)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *