Mengapa Doa sulit Terkabul dan adab Doa agar di-“dengar” Allah SWT

By | Agustus 20, 2019

Doa. Apa yang kita ketahui tentang doa? Apakah doa hanyalah sebuah perantara agar apa yang kita harapkan dapat tercapai? 

Tapi kenyataannya bukan hanya itu. Doa adalah sebuah kebutuhan pokok kita yang tidak dapat dipisahkan dari hidup kita yang juga sebagai tanda ketidaksombongan seorang muslim. 

Tata cara doa
Tata cara doa

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surah Al-Mu’min: 60 yang berbunyi,

”Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribaah (berdoa) kepadaKu akan masuk ke neraka jahannam dalam keadaan hina dina.” (Qs. AI-Mu’min: 60) 

Betapa pedihnya siksaan Allah SWT. Kepada hamba-Nya yang tidak mau berdoa atau beribadah kepada-Nya. 

Agar kita terhindar dari siksaan tersebut, maka wajib bagi kita untuk selalu beribadah dan selalu meminta segala sesuatu hanya kepada Allah SWT. 

Namun apakah saat kita berdoa kepada Allah SWT, lalu doa itu akan langsung terkabul?

Jawabannya adalah belum tentu. 

Karena setiap doa yang kita panjatkan ada syarat-syarat tertentu agar bisa terkabul dan mungkin tidak langsung terkabul, namun pasti ada saatnya terkabul (jika memenuhi persyaratan). 

Tidak bisa kita meminta sesuatu secara terburu-buru. Namun kita perlu optimis bahwa doa kita suatu saat akan terkabul.

Karena itu, kita jangan pernah merasa bahwa doa yang kita panjatkan tidak didengar oleh Allah SWT.. karena Allah tak pernah tidur dan Dia Maha mendengar. 

Jadi janganlah ragu untuk selalu berdoa kepada Allah SWT.

Mengenai perkataan di atas ada sebuah hadis yang menyangkut masalah mengapa doa tak terkabul, yaitu sebagai berikut:

“Dari Abu Hurairah Ra. berkata bahwasanya Rasulullah saw bersabda, Sungguh Allah itu Maha baik dan dan hanya menerima sesuatu yang baik. 

Sungguh, Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin segala apa yang diperintahkan kepada para Rasul. 

Allah berfirman: Wahai para Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shaleh ( QS. Al-Mu’minun: 51)

Allah juga berfirman, Wahai orang-orang yang beriman, makanlah kalian dari makanan yang baik-baik yang telah kami rezekikan kepada kalian (QS. Al-Baqarah:172). 

Lalu Rasulullah bercerita tentang seorang lelaki yang menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut dan kotor. 

Ia lalu menadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa, Yaa Rabb, yaa Rabb. 

Sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya pun haram dan ia kenyang dengan barang haram, maka bagaimana mungkin doanya akan terkabul?” (HR Imam Muslim)

Inilah salah satu hal yang harus sangat diperhatikan dalam berdoa. 

Karena apabila tidak diperhatikan, hal ini dapat menghambat terkabulnya doa. 

Oleh karena itu, tidak ada salahnya kita mengetahui apa saja yang dapat menghambat terkabulnya doa tersebut, agar saat kita berdoa, kita dapat menghindari hal-hal tersebut sehingga doa kita akan terkabul. 

Hal yang Menyebabkan Doa Sulit Tekabul

Hal-hal yang dapat menghambat terkabulnya doa antara lain: 

  • Makan dan minum dari yang haram, mengonsumsi barang haram berupa makanan, minuman, pakaian, dan hasil usaha yang haram;
  • Minta cepat terkabulnya doa yang akhirnya, justru meninggalkan doa;
  • Melakukan maksiat; 
  • Meninggalkan kewajiban yang telah Allah tetapkan;
  • Berdoa yang isinya mengandung perbuatan dosa atau memutus tali silaturahmi;
  • Tidak bersungguh-sungguh dalam berdoa; 
  • Lalai, dan dikuasai oleh hawa nafsu.

Ketujuh hal tersebutlah yang harus selalu kita hindari saat berdoa agar doa yang kita kirimkan bisa cepat terkabul.

Dari sekian banyak hal yang harus diperhatikan dalam berdoa, yang akan kita bahas adalah satu hal yang seringkali membuat kita terlena, yaitu mengonsumsi barang haram. 

Mengapa kita sering terlena dengan barang-barang haram? 

Karena, saat kita mengonsumsi barang-barang, kita tidak merasa dengan apa yang telah kita konsumsi sehingga dapat dikatakan bahwasanya barang yang haram itu bersifat abstrak (tidak terlihat/tidak terasa). 

Meski demikian, dampaknya dapat kita rasakan. Salah satu dampaknya adalah menjadi penghalang terkabulnya doa.

Selain barang haram itu sifatnya abstrak, ada juga alasannya mengapa kita seringkali terlena dengan barang haram, yaitu kemudahan dalam memperoleh barang-barang yang haram. 

Seperti kita ketahui bahwa memperoleh barang yang haram sangatlah mudah, berbeda dengan cara memperoleh barang barang yang halal, yang membutuhkan kesabaran dan usaha yang sagat banyak untuk mendapatkannya. 

Karena itu, pantas bagi orang yang memperoleh barang yang halal disebut orang yang penuh kesabaran dan pantang menyerah. 

Itu karena ujian orang yang mencari barang yang halal sangatlah besar.

Perlu kita ketahui juga, sebenarnya mencari barang halal itu sangat mudah, bahkan lebih mudah daripada mendapatkan barang haram. 

Hanya saja banyak orang yang mempersulit diri dalam mencari barang halal.

Atau, karena seseorang itu hanya ingin memuaskan hawa nafsunya saja sehingga tidak bersyukur atas segala nikmat halal yang telah Allah berikan dan sediakan untuknya.

Dalam hadis yang ada di atas, Rasulullah SAW. bercerita tentang seorang pemuda yang sedang melakukan perjalanan panjang hingga rambutnya kotor (maksudnya rambutnya kotor, karena orang ini telah lama melakukan perjalanan). 

Pasti ia kelelahan dan karena itu saat berdoa, pasti sangat khusyuk dan serius. la menadahkan tangannya ke langit seraya berdoa. 

Namun, bagaiman doanya akan terkabul sedangkan makanan yang ia makan dan pakaian yang ia pakai merupakan barang yang haram? 

Sayang sekali bagi pemuda yang hari-harinya selalu berdoa kepada Allah SWT., tetapi ia tidak merasa bahwa pada tubuhnya ada barang haram (yang diperoleh tidak dengan cara halal) yang akan menjadi penghalang doanya untuk dikabulkan oleh Allah SWT!

Contoh tersebut merupakan contoh yang ada pada zaman Rasulullah saw. 

Ada juga kasus yang terjadi pada zaman kita sekarang. Misalnya, ada seorang santri yang ingin menunaikan shalat Isya. 

Saat selesai berwudlu, santri tersebut baru menyadari bahwasanya ia lupa membawa peci (kopiah). 

Karena ia tinggal di lingkungan pesantren, yang sebagaimana telah kita ketahui bahwa lingkungan pesantren adalah lingkungan yang menekankan para santrinya untuk selalu berpakaian dengan pakaian yang sopan dan rapi, maka santri ini merasa tidak enak apabila ia melaksanakan salat tanpa menggunakan peci (kopiah). 

Santri ini tidak bisa mengambil pecinya di kamar karena kamarnya dikunci dan akan dibuka setelah salat Isya selesai. 

Saat berjalan menuju ke masjid, santri ini menemukan sebuah peci yang entah milik siapa, di dekat tangga masjid. 

Karena santri itu mengira bahwa peci ini tidak ada pemiliknya, maka santri tersebut memakai peci tersebut yang masih berstatus syubhat (tidak jelas pemiliknya). Bagaimana salat Isya dan doanya bisa diterima. sementara ia mengenakan kopiah yang haram?

Inilah salah satu kasus yang terjadi pada zaman sekarang. Orang sekarang banyak yang tidak peduli apakah barang tersebut halal atau haram. 

Yang terpenting bagi mereka adalah bahwa ia sangat membutuhkan barang tersebut dan yang harus ia lakukan ialah mendapatkan barang tersebut. 

Inilah yang harus kita perhatikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Apabila kita dalam keadaan seperti santri tersebut, maka sebaiknya kita tidak perlu memaksakan barang yang kita butuhkan itu. 

Sebaiknya, salat Isya tanpa mengenakan peci. Apabila memang kita sangat memerlukannya, maka bilanglah kepada sang pemilik barang tersebut bahwa kita ingin meminjam barang tersebut dengan alasan yang sesuai dengan apa yang tengah kita rasakan.

Lalu bagaimana cara agar kita dapat menghapus dosa apabila kita telah mengonsumsi barang yang haram? 

Jawabannya adalah dengan bertaubat kepada Allah SWT. dan meminta maaf serta rida kepada orang yang telah kita pakai barangnya atau yang telah kita zalimi. 

Dengan begitu, dosa kita akan perlahan-lahan menghilang dan kita pun bebas dari siksa Allah swt. yang sangat pedih. 

Setelah kita bertobat kepada Allah swt dan telah meminta maaf kepada orang yang telah kita zalimi, lalu kita juga telah melakukan syarat-syarat dalam berdoa, insya Allah doa yang kita panjatkan menjadi mudah terkabul.

Hal yang Memudahkan Dikabulkannya Doa

Adapun sebab-sebab yang membantu dikabulkannya doa yang kita panjatkan adalah sebagai berikut:

  • Berdoa secara tulus. Allah SWT. berfirman dalam surah Al-Mu’min, ayat 14 yang berbunyi,

“Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepadaNya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).” (QS. al-Mu’min:14)

  • Mengawali doa dengan pujian dan sanjungan kepada Allah swt. lalu diikuti dengan bacaan salawat kepada Rasulullah saw, dan diakhiri dengan hal yang sama.
  • Bersungguh-sungguh dalam memanjatkan doa serta yakin akan dikabulkan.
  • Mendesak dengan penuh kerendahan dalam berdoa dan tidak terburu-buru.
  • Menghadirkan hati dalam berdoa.
  • Memanjatkan doa dalam keadaan lapang maupun susah.
  • Tidak berdoa dan memohon sesuatu, kecuali hanya kepada Allah swt.
  • Tidak mendoakan keburukan bagi orang lain.
  • Merendahkan suara ketika berdoa yaitu antara samar dan keras. Allah swt. berfirman mengenai merendahkan suara saat berdoa, yaitu sebagai berikut:

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Qs. aI-A’raf: 55)

  • Mengakui segala perbuatan dosa dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

Dengan melakukan 10 hal di atas saat berdoa insya Allah apa yang kita inginkan dapat terkabul. Sudahkah Anda berdoa kepada Allah sebelum membaca buku ini? 

Berdoalah, tidak ada kata telat untuk berdoa!

Sumber: Muhammad Cyril Wafa Bin Bahrudin – santri Madrasah Darus-Sunnah – Buku Belajar Bahagia dari Nabi SAW (Maktabah Darus-Sunnah)

Motto hidup : “Melakukan yang terbaik, walaupun tidak menjadi yang terbaik.”

FB: Cyril Wafa

Lisnawati
Latest posts by Lisnawati (see all)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *