Anak saya bernama Ilham, dan dia suka sekali dengan game yang ada di smartphone termasuk ipad yang ada di rumah kami.
Jika sedang libur, Ilham bisa menghabiskan waktunya selama 4 jam non stop dengan bermain video game.
Terkadang juga saya memperhatikan bagaimana dia bermain. Sambil mengobrol saya memperhatikan tangannya begitu lincah berpindah dari 1 posisi ke posisi lainnya di ipad yang dipegangnya.
Ilham sering memainkan game yang membutuhkan fasilitas internet (online) sehingga dia terhubung dengan para gamers lainnya.
Saya lihat Ilham sangat cepat dalam mengambil keputusan ketika bermain game. Hampir semua game yang dia mainkan levelnya sudah jauh ke level yang lebih sulit.
Saya sendiri agak surprise karena umur nya yang masih baru melewati masa balita tapi sudah mahir mengoperasikan smartphone untuk memainkan gamenya.
Sering terpikir oleh saya andaikan kelihaiannya ini bisa diimplementasikan ke aktifitasnya sehari-hari tentu sangat baik baginya.
Beberapa tipe game yang dia mainkan adalah game perang antar manusia, game perang robot, game perang strategi, game fight, game teka teki, game petualangan.
Adapun beberapa game yang dimainkan Ilham saya lihat memang tidak semuanya cocok dengan anak seusianya yang baru saja masuk ke 1 sekolah dasar.
Ada yang mengharuskan adegan saling pukul, saling tembak dan terkadang juga keluar suara yang kurang pantas didengar anak seumur ilham.
Hal ini membuat saya agak khawatir sehingga saya katakan bahwa game yang menampilkan kekerasan tidak boleh dimainkan.
Namun memang kadang agak rancu batas kekerasan yang saya maksud ini. Karena hampir semua game yang dia mainkan ada tonjok-tonjokannya.
Jadi saya perjelas lagi ke Ilham, Ilham masih boleh main game yang ada saling tonjok namun tidak sampai menampilkan luka berdarah.
Begitulah yang saya sampaikan (mohon jika ada masukan atau kritikan mengenai hal ini bisa disampaikan di kolom komentar di bawah).
Jika melihat kecenderungan Ilham main game, saya rasanya ingin agar Ilham tidak lagi menyentuh smartphone sementara waktu.
Saya khawatir anak saya kecanduan. Hal ini bisa dilihat dari seringnya dia menanyakan boleh tidaknya dia main game, sekalipun di saat-saat yang seharusnya dia belajar atau menyiapkan diri untuk kesekolah.
Hampir setiap saat Ilham menanyakan bolehkah dia main game, kemudian ketika saya jawab tidak, tak berapa lama kemudian dia bertanya lagi hal yang sama.
Ini sering terjadi di saat saya agak longgar dalam memberi izin penggunaan smartphone kepadanya.
Sebenarnya saya sudah sering memberitahu bahwa maksimal penggunaan ipad adalah 2 jam dalam sehari.
Namun setelah itu Ilham malah beralih ke smartphone ibunya jadi total main gamenya bisa lebih dari 2 jam.
Saya juga sering memberitahu bahwa jika ipad digunakan buat belajar boleh digunakan (kalau sudah habis batas 2 jam main gamenya). Namun ipad itu tetap saja tidak disentuh kecuali untuk bermain game.
Pernah satu hari saya melarang Ilham main ipad kecuali buat belajar. Jadi dia sama sekali tidak boleh main game pada hari dilarang kecuali ipad tersebut buat belajar.
Namun bukannya buat belajar, Ilham malah menanyakan kapan bisa buat main game lagi? Akhirnya saya katakan ipad tersebut tidak boleh dipakai sampai hari sabtu.
Namun yang terjadi adalah esoknya ternyata Ilham menggunakan ipad tersebut ketika saya sedang di kantor, dan menurut ibunya Ilham jadi susah nurut dan suka merengek-rengek jika tidak diberikan ipad.
Ketika mendengar tentang hal ini saya sangat prihatin dan saya akhirnya memberi hukuman ipad tidak boleh dimainkan lagi sampai batas waktu yang tidak tertentu (tidak ada batas waktu).
Ipad pun terpaksa kami simpan agar anak saya tidak bisa mengaksesnya. Memang di awal-awal setelah saya melarangnya main game Ilham menjadi seperti anak yang terlihat bingung dan sering merasa bosan.
Dia sendiri mengatakan dirinya sedang bosan dan ingin melakukan aktifitas lain. Ilham pun mencari aktifitas lain untuk dilakukan.
Dia belajar main sepeda roda dua, kemudian mengajak main ke taman, main bola, dan juga mengajak pergi jalan-jalan ke luar seperti ke toko buku.
Menurut saya ini jauh lebih baik ketimbang dia hanya duduk di depan smartphone nya main video game. Namun sesekali dia juga masih menanyakan kapan bisa main game.
Saya pun tidak serta merta memberikan ipad kepadanya dan tidak memberitahukan kapan dia bisa bermain ipad lagi.
Saya katakan jika ia bisa mengumpulkan 10 poin positif maka ia bisa main ipad selama 1.5 jam. Saya katakan 10 poin positif itu adalah : makan sayur (1 poin), belajar (1 poin), makan buah (1 poin), membantu mamanya misalnya mencuci piring, dan lain nya.
Jadi saya ingin Ilham sebelum main game melakukan hal-hal yang positif terlebih dulu sampai terkumpul 10 poin.
Namun jika ia melakukan hal yang menurut kami negatif maka poin tersebut dikurangi, misalkan tidak sholat 2 kali berturut-turut, banyak minum air es dan es krim, banyak nonton tv (lebih dari 2 jam sehari) dan banyak yang lainnya yang disesuaikan dengan kebiasaan si anak yang perlu dikurangi.
Saya pun membuat catatan poin-poin tersebut di sebuah buku harian, sehingga tidak lupa apa yang sudah dilakukan dan belum.
Begitulah cara saya membatasi Ilham dalam bermain game dan membuat nya lebih banyak melakukan hal-hal positif di luar smartphone.
Saya melihat Ilham sekarang sudah tidak lagi sering memegang smartphone dan lebih banyak melakukan kegiatan yang melibatkan fisik (seperti main sepeda, main bola, serta bergaul dengan teman nya).
Selain itu juga untuk dapat bermain game Ilham juga lebih rajin makan buah dan sayur serta belajar. Poin 10 ini bisa dicapai dalam beberapa hari, sehingga tidak setiap hari melakukan permainan game.
Saya berharap ini bisa menjadi berkelanjutan agar Ilham lebih banyak melakukan hal hal positif di luar bermain game.
Hal yang perlu diperhatikan juga adalah perlu untuk menyalakan mode pesawat ketika smartphone digunakan oleh anak-anak kita.
Jika perlu menggunakan fasilitas internet gunakan wireless, jangan menggunakan sinyal handphone Anda karena radiasi sinyal ini berbahaya bagi anak jika digunakan dalam waktu yang lama.
Jadi secara garis besar berikut cara membatasi penggunaan gadget pada Anak Saya :
- Memberi batasan berapa lama anak boleh main game di gadget
- Memberi pengarahan kapan anak boleh main gadget
- Memberi gadget hanya sebagai imbalan setelah anak setelah melakukan hal hal yang positif
- Mengawasi serta beri arahan mengenai permainan apa yang boleh dimainkan dan tidak serta beri penjelasan kenapa dibolehkan atau tidak.
- Matikan sinyal handphone ketika anak sedang menggunakannya
Demikianlah tips dari saya, tentang cara membatasi penggunaan gadget (smartphone) pada anak. Semoga tips di atas bermanfaat.
- Surat an-Naziat: Arab, Latin dan Terjemahan - September 26, 2023
- Surat Quraisy: Arab, Latin dan Artinya - September 26, 2023
- Surat al-Fil: Arab, Latin dan Artinya - September 26, 2023