Macam-macam Puasa Sunnah dalam Islam Beserta Dalilnya

By | Februari 4, 2023

Setiap muslim tentu memahami betapa besarnya manfaat puasa sunnah. Selain mendapatkan pahala dan keutamaan, puasa juga menenangkan jiwa, membersihkan hati, meredakan gejolak syahwat yang seringkali mengajak kepada kejelekan, dan beberapa manfaat besar lainnya.

Macam-Puasa-Sunnah-Islam

Banyak kaum muslimin yang ingin melakukan puasa sunnah. Hanya saja, tidak sedikit dari mereka yang belum tahu jenis puasa sunnah apa saja yang disyariatkan di dalam islam. Oleh karena itu, artikel kali ini secara khusus akan membahas beberapa puasa sunnah yang disyariatkan dalam islam.

Perlu diketahui bahwa di dalam islam, sebuah amalan hanya akan diterima ketika dilakukan ikhlas semata-mata karena Allah dan sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Oleh karena itu, beberapa puasa sunnah yang akan disebutkan kali ini akan disertakan dalil-dalil yang menjadi bukti akan disyariatkannya puasa tersebut.

Keutamaan Mengerjakan Puasa Sunah

Sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya di atas, puasa sunnah memiliki banyak keutamaan. Ada keutamaan umum yang mencakup semua puasa sunnah , dan ada keutamaan khusus yang disebutkan pada masing-masing dalil yang ada.

Di antara keutamaan tersebut, apa yang disebutkan dalam hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di bawah ini :

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((إن الله قال: من عادى لي وليًّا فقد آذنته بالحرب، وما تقرب إليَّ عبدي بشيء أحب إليَّ مما افترضت عليه، وما يزال عبدي يتقرب إليَّ بالنوافل حتى أحبه….

Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman ‘Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, maka sungguh saya telah mengumumkan peperangan terhadapnya.

Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih saya sukai daripada apa-apa yang telah Aku wajibkan atasnya. Tidaklah hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah sunnah, melainkan Aku akan mencintainya…” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Shahihnya, No.6137).

Salah satu cara mendapatkan cinta dari Allah Azza Wajalla adalah dengan melakukan ibadah sunnah. Tentunya termasuk ibadah sunnah di sini adalah puasa sunnah, apapun jenis puasa sunnah tersebut. Tentunya, selama puasa sunnah tersebut memang ada dalil akan disyariatkannya.

Macam-macam Puasa Sunnah dalam Islam

Setelah kita menyebutkan tentang keutamaan umum dari puasa sunnah, maka di sini akan disebutkan beberapa jenis puasa sunnah yang disyariatkan di dalam islam beserta keutamaannya.

1. Puasa Daud

Salah satu jenis puasa sunnah yang disyariatkan di dalam islam adalah Puasa Daud. Bentuk puasa sunnah yang satu ini ialah puasa sehari dan berbuka (tidak berpuasa) sehari. Jadi, ada jeda satu hari di antara puasa yang dilakukan.

Dalil akan disyariatkannya Puasa Daud telah disebutkan dalam hadits di bawah ini :

عن عبدالله بن عمرو رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((إن أحب الصيام إلى الله صيام داود، وأحب الصلاة إلى الله صلاة داود عليه السلام، كان ينام نصف الليل، ويقوم ثلثه، وينام سدسه، وكان يصوم يومًا ويفطر يومًا

Dari Abdullah bin Amr Radhiallahu Anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Sesungguhnya puasa yang paling dicintai oleh Allah adalah puasanya Nabi Daud, dan sholat yang paling dicintai oleh Allah adalah sholatnya Nabi Daud. Beliau dahulu tidur seperdua malam, bangun melakukan sholat pada sepertiga malam, dan tidur seperenam malam. Beliau dahulu berpuasa sehari dan berbuka sehari”. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari [1131] dan Muslim [1159]).

2. Puasa Bulan Muharram

Puasa sunah lainnya yang juga disyariatkan dalam islam adalah puasa di bulan Muharram. Dalil yang menunjukkan tentang hal ini adalah hadits berikut :

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم، وأفضل الصلاة بعد الفريضة صلاة الليل

Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Puasa yang paling utama setelah Puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah yakni Muharram dan sholat yang paling utama setelah sholat ajib adalah sholat malam.” (Diriwayatkan oleh Muslim [1163]).

Apa yang dimaksud dengan puasa di bulan Muharram? Asy-Syaikh Bin Baz Rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengannya adalah puasa dari awal bulan Muharram hingga akhir Muharram. Jika tidak mampu melakukannya, maka bisa melakukan pada tanggal 9,10, dan 11 Muharram saja yang juga disebut dengan Puasa Asyura. (Lihat : bit.ly/puasamuharram).

3. Puasa Syawwal

Puasa sunnah lainnya yang juga disyariatkan dalam islam adalah Puasa Syawwal. Dalil tentang disyariatkannya puasa tersebut disebutkan dalam hadits di bawah ini :

عن أبي أيوب الأنصاري رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: من صام رمضان، ثم أتبعه ستًّا من شوال، كان كصيام الدهر

Dari Abu Ayyub Al-Anshari Radhiallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengiringinya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawwal, maka itu seperti puasa setahun penuh.” (Diriwayatkan oleh Muslim [1164]).

Hadits di atas menunjukkan akan keutaman berpuasa enam hari di bulan Syawwal, yaitu mendapatkan pahala seakan-akan berpuasa selama setahun penuh.

Puasa enam hari di bulan Syawal bisa dilakukan di awal bulan, pertengahan, atau akhir bulan. Bisa dilakukan secara berturut-turut atau ada jeda antara satu hari dengan hari lainnya. (Lihat : bit.ly/puasasyawwal).

4. Puasa Ayyamul Bidh

Puasa sunnah lainnya yang juga disyariatkan dalam islam adalah Puasa Ayyamul Bidh. Dalil disyariatkannya puasa ini adalah hadits berikut :

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: أوصاني خليلي بثلاث، لا أدعهن حتى أموت: صوم ثلاثة أيام من كل شهر، وصلاة الضحى، ونوم على وتر

Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, dia berkata “Kekasihku telah mewasiatkan kepada tiga perkara yang hendaknya tidak saya tinggalkan sampai mati, (yaitu) puasa tiga hari setiap bulan, sholat dhuha, dan witir sebelum tidur.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari [1178]).

Maksud dari puasa tiga hari setiap bulan adalah Puasa Ayyamul Bidh, yaitu puasa tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan berdasarkan bulan hijriyyah. Hal tersebut ditunjukkan oleh hadits di bawah ini :

وعن أبي ذر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: يا أبا ذرٍّ، إذا صمت من الشهر ثلاثة أيام، فصم ثلاث عشرة وأربع عشرة وخمس عشرة

Dari Abu Dzar Radhiallahu Anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Wahai Abu Dzar! Jika engkau berpuasa tiga hari setiap bulan, maka berpuasalah pada hari ke-13, 14, dan 15.” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi [761] dan An-Nasai [2424] dan dishahihkan oleh Al-Albani Rahimahullah dalam Shahih At-Targhib [1038]).

Meskipun pada asalnya seseorang tidak mengetahui awal masuknya bulan berdasarkan ru’yatul hilal, maka dia gunakan saja patokan pada penanggalan hijriyyah yang berlaku. Hal ini tidak mengapa, karena membangun hukum berdasarkan persangkaan kebanyakan. Kurang lebih demikian penjelasan dari Asy-Syaikh bin Baz Rahimahullah (Lihat : bit.ly/puasaayyamulbidh).

5. Puasa Senin Kamis

Puasa sunnah paling terakhir yang disebutkan pada postingan kali ini adalah Puasa Senin Kamis. Dalil akan disyariatkannya amalan ini adalah hadits berikut :

وعن عائشة رضي الله عنها قالت : كان النبي صلى الله عليه وسلم يتحرَّى صوم الاثنين والخميس

Dari Aisyah Radhiallahu Anha, dia berkata “Dahulu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjaga puasa pada hari senin dan kamis.” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi [745], An-Nasai [2361], dan Ibnu Majah [1739], dan dishahihkan oleh AL-Albani Rahimahullah dalam Shahih At-Targhib [1044]).

Hadits di atas menunjukkan disyariatkannya Puasa Senin Kamis. Bahkan, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam sangat menjaga puasa tersebut.

Disebutkan dalam sebagian hadits bahwa amalan-amalan hamba akan diperhadapkan pada hari senin dan kamis, sehingga beliau Shallallahu Alaihi Wasallam senang jika amalan beliau diperhadapkan kepada Allah Ta’ala dalam keadaan beliau berpuasa. Demikianlah penjelasan mengenai macam-macam puasa sunnah dalam islam beserta dalilnya. Setiap dari puasa sunnah tersebut memiliki keutamaan yang besar di sisi Allah Ta’ala, sehingga sepantasnya setiap muslim bersemangat mengamalkannya.

Lisnawati
Latest posts by Lisnawati (see all)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *