Keutamaan Sholat Witir dan Tata Caranya

By | Februari 6, 2023

Sholat witir termasuk salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam islam. Sampai-sampai sebagian para ulama dari kalangan Hanafiyah berpendapat kalau hukumnya wajib. Meskipun tentu saja yang benar hukumnya adalah sunnah muakkadah atau sunnah yang sangat dianjurkan.

Tata-Cara-Sholat-Witir

Oleh karena itu, hendaknya setiap muslim bersemangat melakukan sholat witir dan tidak meninggalkan amalan tersebut kecuali dalam keadaan berudzur.

Saking pentingnya amalan ini, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bahkan mewasiatkan sholat sunnah tersebut kepada Abu Hurairah Radhiallahu Anhu.  Beliau Radhiallahu Anhu berkata :

أوصاني خليلي صلي الله عليه وسلم بثلاث صيام ثلاثة أيام من كل شهر، وركعتي الضحى، وأن أوتر قبل أن أنام

“Kekasihku Shallallahu Alaihi Wasallam mewasiatkan kepadaku tiga perkara, (yaitu) berpuasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat sholat dhuha, dan agar saya melakukan sholat witir sebelum tidur.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari [1178] dan Muslim [721]).

Hukum Sholat Witir

Jumhur ulama berpendapat bahwa sholat witir hukumnya sunnah, bukan wajib. Sebab, tidak ada dalil yang menunjukkan wajibnya amalan tersebut. Bahkan, dalil-dalil yang ada justru menguatkan kalau hukumnya adalah sunnah muakkadah.

Di antara dalil yang menunjukkan kalau hukum sholat witir adalah sunnah yaitu hadits Thalhah bin Ubaidillah Radhiallahu Anhu, dia berkata :

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- فإذا هو يسأله عن الإسلام، فقال رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم: خمس صلوات في اليومَ والليلة، فقال: هل عليَّ غيرها؟ قال: لا، إِلّا أَنْ تَطَّوَّعَ

Seorang lelaki datang kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, yang ternyata bertanya kepada beliau tentang islam. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab “Sholat lima waktu sehari semalam.” Lelaki itu bertanya lagi “Apakah ada kewajiban sholat lainnya bagi saya selain sholat lima waktu itu?” Beliau Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab “Tidak, kecuali jika kamu mau melaksanakan sholat sunnah.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari [2678].

Hadits di atas menunjukkan dengan jelas kalau hukum sholat witir adalah sunnah. Sebab, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam ketika ditanyakan kepada beliau terkait kewajiban sholat lainnya selain sholat lima waktu, maka beliau menjawab tidak ada ada lagi.

Al-Baji Rahimahullah berkata mengomentari hadits di atas :

وهذا نص في أنه لا يجب من الصلوات غير الصلوات الخمس، لا وتر ولا غيره

“Ini adalah nash (dalil) yang menunjukkan bahwa tidak ada sholat wajib selain sholat lima waktu, tidak sholat witir maupun yang lainnya.” (Kitab Al-Muntaqo Syarah Al-Muwaththa. Lihat : bit.ly/hukumsholatwitir).

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah berkata : “Sholat witir hukumnya sunnah menurut para ulama. Jumhur ulama juga berpendapat kalau hukumnya sunnah. Oleh karena itu, Ali bin Abi Thalib Radhiallahu Anhu menyebutkan kalau hukum sholat witir bukan wajib tetapi sunnah.” (Lihat : bit.ly/sholatwitir).

Meskipun hukumnya sunnah, bukan berarti dipandang remeh. Sebab bagaimanapun, sholat sunnah yang dilakukan seseorang akan menambahkan pahala dan keutamaan di sisi Allah.

Bahkan Al-Imam Ahmad Rahimahullah menyebutkan kalau meninggalkan sholat sunnah merupakan pertanda kejelekan. Artinya, orang yang meninggalkannya bukanlah orang baik.

Tentunya ucapan Al-Imam Ahmad Rahimahullah tersebut tidak berlaku secara mutlak. Sebab bagaimanapun, sholat witir hukumnya sunnah bukan wajib yang menyebabkan dosa kalau meninggalkannya. Hanya saja, ucapan dari Al-Imam Ahmad Rahimahullah tersebut menunjukkan pentingnya sholat witir.

Tidak sepantasnya sholat sunnah tersebut ditelantarkan, sehingga tidak pernah dilakukan sama sekali oleh seseorang yang mengaku muslim atau betul-betul jarang melakukannya karena memandangnya hanyalah sebuah ibadah sunnah.

Baca juga: Tata Cara Sholat Tarawih, Tata Cara Sholat Tahajud.

Waktu Sholat Witir

Sholat witir merupakan ibadah sunnah yang memiliki waktu tertentu dalam pelaksanaannya. Jika dilakukan di luar waktunya, maka ibadah tersebut tidak sah, meskipun seseorang melakukannya dengan ikhlas.

Waktu sholat witir dimulai sejak setelah sholat isya sampai waktu sholat subuh. Oleh karena itu, jika adzan sholat subuh dikumandangkan, maka berakhirlah waktu sholat witir.

Hal ini ditunjukkan oleh sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam :

إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَمَدَّكُمْ بِصَلاةٍ وهي الْوِتْرُ جَعَلَهُ اللَّهُ لَكُمْ فِيمَا بَيْنَ صَلاةِ الْعِشَاءِ إِلَى أَنْ يَطْلُعَ الْفَجْرُ

“Sesungguhnya Allah telah memberikan kalian sebuah sholat yaitu sholat witir, yang Allah jadikan untuk kalian (waktunya) di antara sholat isya hingga terbit fajar.” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi [425] dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani Rahimahullah.

Berdasarkan hadits di atas, diketahui kalau waktu pelaksanaan sholat witir bebas, bisa dilakukan langsung setelah sholat isya, pertengahan malam, dan akhir malam. Namun, waktu paling utama melakukan sholat witir adalah di akhir malam. Hal ini ditunjukkan oleh hadits Jabir Radhiallahu Anhu, yang mana Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :

مَنْ خَافَ أَنْ لا يَقُومَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ أَوَّلَهُ وَمَنْ طَمِعَ أَنْ يَقُومَ آخِرَهُ فَلْيُوتِرْ آخِرَ اللَّيْلِ فَإِنَّ صَلاةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَشْهُودَةٌ وَذَلِكَ أَفْضَلُ

“Barangsiapa yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, maka hendaknya dia melakukan sholat witir di awal malam. Barangsiapa yang yakin bisa bangun di akhir malam, maka hendaknya dia melakukan sholat witir di akhir malam, karena sholat di akhir malam dipersaksikan dan itulah yang lebih utama.” (Diriwayatkan oleh Muslim [755]).

Tata Cara Sholat Witir

Sholat witir bisa dilakukan dengan beberapa rakaat, sebagaimana yang disebutkan di bawah ini :

1. Satu Rakaat

Jumlah minimal sholat witir adalah 1 rakaat. Hal ini ditunjukkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam :

الْوِتْرُ رَكْعَةٌ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ

“Sholat witir itu satu rakaat di akhir malam.” (Diriwayatkan oleh Muslim [752]).

Cara melakukan sholat witir satu rakaat sangat mudah, karena tidak ada bedanya dengan tata cara sholat lainnya. Hanya saja, setelah melakukan dua kali sujud, langsung duduk melakukan tasyahud akhir dan salam.

Adapun posisi duduk apakah iftirasy atau tawarruk, maka terdapat keluasan dalam hal ini alias bebas dilakukan yang mana saja.

2. Tiga Rakaat

Sholat witir tiga rakaat bisa dilakukan dengan 2 cara yang disyariatkan, yaitu :

Cara Pertama : Langsung melakukan sholat tiga rakaat, seperti melakukan sholat maghrib. Bedanya, tidak ada duduk untuk tasyahud awal, tapi langsung melakukannya tiga rakaat sekaligus. Nanti setelah rakaat ketiga, barulah duduk melakukan tasyahud akhir.

Cara pertama ini ditunjukkan oleh hadits Aisyah Radhiallahu Anha yang menyebutkan tentang sholat malamnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Aisyah Radhiallahu Anha berkata :

كان يوتر بثلاث لا يقعد إلا في آخرهن

“Beliau Shallallahu Alaihi Wasallam melakukan sholat witir sebanyak tiga rakaat, beliau tidak duduk kecuali di akhirnya.” (Diriwayatkan oleh An-Nasai [3/234] dan Al-Baihaqi [3/31]).

Cara Kedua : Dilakukan sebanyak tiga rakaat dengan duduk tasyahud setelah rakaat kedua dan salam. Setelah itu, bangkit lagi melakukan satu rakaat lalu salam.

Cara kedua ini pernah dipraktekkan oleh sahabat Abdullah bin Umar Radhiallahu Anhu dan beliau mengabarkan bahwa tata cara tersebut pernah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. (Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban [2435]) dan Al-Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah dalam Fathul Bary menguatkan sanad hadits tersebut Fathul Bary [2/482]).

3. Lima Rakaat atau 7 Rakaat

Jika sholat witir yang dilakukan sebanyak 5 rakaat atau tujuh rakaat, maka cara melakukannya adalah dengan melakukan sholat 5 atau 7 rakaat sekaligus. Artinya, langsung dilakukan sekaligus tanpa ada duduk tasyahud. Nanti pada akhir rakaat, barulah melakukan tasyahud akhir.

Tata cara sholat ini ditunjukkan oleh hadits Ummu Salamah Radhiallahu Anha :

كان النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يوتر بخمس وبسبع ولا يفصل بينهن بسلام ولا كلام

“Dahulu Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam melakukan sholat witir sebanyak 5 rakaat dan 7 rakaat, beliau tidak memisahkan di antara rakaat sholat tersebut dengan salam atau pembicaraan.” (Diriwayatkan oleh An-Nasai [1714] dan Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani Rahimahullah).

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa beliau Shallallahu Alaihi Wasallam melakukan sholat witir sebanyak 5 rakaat dan tidak duduk padanya kecuali pada rakaat terakhir. (Diriwayatkan oleh Muslim [737]).

Selain tata cara sholat witir yang disebutkan di atas, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam juga pernah melakukan sholat witir sebanyak 9 rakaat, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Aisyah yang diriwayatkan oleh Muslim [746]. Cara melakukannya, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam langsung melakukan sholat 8 rakaat sekaligus. Nanti pada rakaat ke-8 barulah beliau duduk tasyahud dan tidak salam alias langsung berdiri melakukan sholat 1 rakaat lagi, lalu duduk tasyahud dan salam.

Penulis: Ustadz Rismal.

Lisnawati
Latest posts by Lisnawati (see all)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *