Sebagai seorang muslim kita tentu meyakini bahwa setiap cobaan dan ujian berupa malapetaka, rasa sakit, kesedihan, gundah gulana, semuanya merupakan ujian dari Allah dan sebagai penghapus dosa-dosa yang kita lakukan.
Diriwayatkan dari dua orang sahabat, yaitu Abu Sa’id Al-Khudri dan Abu Hurairah Radhiallahu Anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kekhawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Sehingga musibah dan penyakit apapun yang menimpa kita, seharusnya kita menghadapinya dengan kesabaran agar mendapatkan pahala di sisi Allah Azza Wajalla.
Diriwayatkan dari Abu Yahya Suhaib bin Sinan Radhiallahu Anhu berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)
Meskipun kita dituntut untuk bersabar, bukan berarti kita tidak boleh berupaya untuk berobat. Pendapat yang paling kuat dalam hal ini adalah pendapat para ulama yang menyebutkan kalau berobat adalah hal yang disyariatkan. Hal ini berdasarkan hadits :
“Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obat, dan menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian, dan jangan kalian berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud dari Abu Darda)
Berobat untuk kesembuhan dari penyakit yang diderita tidaklah mengurangi tawakkal. Bahkan berobat hanyalah bentuk ikhtiyar (upaya) untuk mendapatkan kesembuhan dari Allah Azza Wajalla semata.
Al-Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah Rahimahullah Berkata :
في الأحاديث الصحيحة الأمر بالتداوي ، وأنه لا ينافي التوكل ، كما لا ينافيه دفع الجوع والعطش والحر والبرد بأضدادها ، بل لا تتم حقيقة التوحيد إلا بمباشرة الأسباب التي نصبها الله مقتضيات لمسبباتها قدراً وشرعاً ، وأن تعطيلها يقدح في نفس ً . زاد المعاد 4/15
“Di dalam hadits-hadits yang shohih terdapat perintah untuk berobat dan bahwa berobat tidaklah menafikan tawakkal, sebagaimana mencegah rasa lapar, dahaga, panas, dan dingin dengan melakukan hal-hal yang sebaliknya. Bahkan, tidak akan sempurna hakikat tawakkal kecuali dengan menempuh sebab-sebab yang telah ditetapkan oleh Allah sebagai keharusan dari hal-hal yang terkena sebab, baik secara qadary (berdasarkan tinjaun medis) dan syar’I, dan meniadakan sebab justru mencacati tawakkal itu sendiri.” (Zaadul Ma’aad 4/15).
Penyebab Munculnya Sakit
1.Kurang dalam menjalankan perintah
Terkadang sakit yang menimpa seorang hamba dikarenakan kurangnya dia dalam melakukan kewajiban. Allah lalu menimpakan kepadanya sakit tertentu sebagai kaffarah (penghapus) dosa-dosanya.
Allah Azza Wajalla berfirman :
“(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.” (An Nisaa : 123).
Diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad Rahimahullah dalam Al-Musnad, bahwa Abu Bakar Radhiallahu Anhu berkata, “wahai Rasulullah, bagaimana mungkin ada kebaikan (yang tersisa) setelah ayat ini ‘(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah’ (An Nisaa : 123). Setiap kejelekan kita dibalas? Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjawab ‘Semoga Allah mengampuni engkau wahai Abu Bakar. Bukankah engkau merasakan sakit? Bukankah engkau merasakan letih? Bukankah engkau merasakan sedih? Bukankah engkau ditimpa kesulitan dalam kehidupan? Abu Bakar menjawab ‘Benar!’ Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam berkata ‘Itulah balasan untuk kalian’”. (Al-Bidayah Wa An-Nihayah 1/513).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ، وَلَا وَصَبٍ، وَلَا هَمٍّ، وَلَا حُزْنٍ، وَلَا أَذًى، وَلَا غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةُ يُشَاكُهَا، إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah menimpa seorang muslim berupa rasa letih, atau penyakit, atau gundah gulana, atau kesedihan, atau gangguan, atau bahkan duri yang menusuknya melainkan Allah jadikan sebagai penggugur dosa-dosanya.” (Diriwayatkan oleh Muslim No.2573).
2.Mengangkat derajat orang yang sakit
Terkadang sakit yang menimpa seseorang karena Allah ingin mengangkat derajat orang yang sakit tersebut di akhirat kelak.
Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan dari hadits Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
إِنّ الرَّجُلَ تَكُونُ لَهُ المَنزِلَةُ عِندَ اللهِ فَمَا يَبلُغُهَا بِعَمَلٍ، فَلَا يَزَالُ يَبتَلِيهِ بِمَا يَكرَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ ذَلِكَ
“Sesungguhnya seseorang memiliki kedudukan di sisi Allah yang didapatinya bukan dengan amalan, tetapi dirinya senantiasa diberikan ujian dengan sesuatu yang tidak disukainya sehingga dia mencapai kedudukan tersebut.” (Diriwayatkan Ibnu Hibban dalam Shohihnya dan Al-Hakim dalam Al Mustadrak, dan dihasankan oleh Al-Albani Rahimahullah dalam Ash-Shohihah No.1599).
Demikian pula hadits yang diriwayatkan dari sahabat Jabir Radhiallahu Anhu, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
يَوَدُّ أَهْلُ الْعَافِيَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِينَ يُعْطَى أَهْلُ الْبَلَاءِ الثَّوَابَ، لَوْ أَنَّ جُلُودَهُمْ كَانَتْ قُرِضَتْ فِي الدُّنْيَا بِالْمَقَارِيضِ
“Orang-orang yang senantiasa hidup sehat (di dunia) berangan-angan pada hari kiamat ketika orang-orang yang senantiasa terkena musibah (di dunia) diberikan pakaian, (berangan-angan) seandainya kulit-kulit mereka (dahulu) di dunia digunting dengan gunting-gunting.” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani Rahimahullah dalam Ash-Shohihah No.1960).
Beberapa Contoh Doa Kesembuhan
Salah satu bentuk berobat yang disyariatkan adalah berobat dengan menggunakan ruqyah atau bacaan-bacaan dan doa-doa dari Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.
Berikut ini beberapa bacaan dan doa kesembuhan yang bisa dibacakan kepada orang yang sakit :
1. Surah Al-Fathihah
Terjemahan:
- “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
- Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
- Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
- Yang menguasai hari Pembalasan.
- Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.
- Tunjukkanlah kami jalan yang lurus,
- (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau berikan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
2. Al-Mu’awwidzataini (Surah Al-Falaq dan An-Naas)
Terjemahan:
1.Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),
2.Dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,
3.Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
4.Dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),
5.Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”
Terjemahan:
- Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia!
- Raja manusia!
- Sembahan manusia!
- Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang bersembunyi,
- Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada (hati) manusia,
- (baik ia) Dari golongan jin dan manusia.”
3. Ayat Kursi
Terjemah Arti: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Surah Al-Baqarah: 255)
4. Doa dari Hadits
“Ya Allah, Rabbnya manusia, hilangkanlah penyakit ini. Sembuhkanlah, Engkaulah Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim]
Selain dari doa-doa kesembuhan di atas, tentu saja masih banyak doa-doa kesembuhan dan ruqyah lainnya yang bisa digunakan.
Selama doa-doa tersebut berasal dari ayat-ayat Al-Qur’an maka hal tersebut diperbolehkan. Sebab, seluruh ayat Al-Qur’an merupakan obat bagi segala penyakit.
Demikian pula doa-doa kesembuhan dari hadits-hadits Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.
Agar Doa Terkabulkan
Doa kesembuhan merupakan permintaan yang diajukan seorang hamba kepada Rabb-nya yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Karena berupa doa, maka sepantasnya kita memperhatikan hal-hal yang bisa menyebabkan terkabulnya doa tersebut.
Berikut ini penjelasan dari Asy-Syaikh bin Baz Rahimahullah terkait dengan sebab-sebab terkabulkannya doa:
“Akan tetapi terkabulkannya doa disebabkan beberapa sebab. Diantaranya adalah terpecahnya hati dan betul-betul pasrah kepada Allah dan meminta kepadanya dengan penuh kejujuran, keikhlasan, serta hati yang menghadap kepada Allah.
Diantara sebabnya juga adalah menjauhi maksiat dan berhati-hati dari maksiat serta menghadap kepada Allah. Sebab maksiat termasuk sebab tidak terkabulkannya doa.
Diantara sebabnya juga adalah tidak lalai dan berdoa dengan menghadirkan hati yang betul-betul menghadap Allah, bukan dengan hati yang lalai. Sebab lupanya hati, lalainya hati, serta tidak menghadap Allah ketika berdoa merupakan sebab tidak terkabulkannya doa.
Tapi terkadang pengabulan doa tersebut diundurkan karena sebuah hikmah yang dalam, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang shohih, Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Tidaklah seorang hamba berdoa kepada Allah dengan sebuah doa yang tidak ada padanya dosa dan memutuskan silaturrahim kecuali Allah akan memberikan kepada salah satu dari tiga hal; apakah doanya segera dikabulkan di dunia, atau diakhirkan (disimpan) di akhirat, atau Allah menjauhkan dia dari kejelekan yang semisal dengan kebaikan yang dimintanya…”
Maka ini memberikan faedah bahwa terkadang Allah tidak mengabulkan doa (di dunia) dan mengakhirkannya sampai hari kiamat, di mana Allah memberikannya (mengabulkannya) dengan kebaikan di dalam surga. Terkadang Allah juga menjauhkan darinya kejelekan yang hal itu lebih bermanfaat daripada apa yang dimintanya.” (Lihat : http://bit.ly/sebabterkabuldoa).
Demikianlah penjelasan tentang doa kesembuhan dan hal-hal penting yang terkait dengan sakit dan kesembuhan.
Semoga artikel ini bisa menjadi panduan bagi kaum muslimin terkait dengan sakit yang dihadapinya.
- Surat an-Naziat: Arab, Latin dan Terjemahan - September 26, 2023
- Surat Quraisy: Arab, Latin dan Artinya - September 26, 2023
- Surat al-Fil: Arab, Latin dan Artinya - September 26, 2023