Salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam islam adalah membaca dzikir pagi. Tentunya dzikir pagi yang dibaca tersebut haruslah sesuai dengan tuntunan sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Setiap dzikir yang disunnahkan tersebut memiliki keutamaan sendiri berdasarkan dalil-dalil yang ada.
Secara umum, dzikir merupakan amalan yang mulia di dalam islam. Hendaknya setiap dari kita berusaha untuk banyak berdzikir, dan senantiasa membasahi lisan kita dengan berdzikir kepada Allah Azza Wajalla.
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (Surah Al-Ahzab : 41).
Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di Rahimahullah berkata dalam tafsirnya :
يأمر تعالى المؤمنين، بذكره ذكرا كثيرًا، من تهليل، وتحميد، وتسبيح، وتكبير وغير ذلك، من كل قول فيه قربة إلى اللّه، وأقل ذلك، أن يلازم الإنسان، أوراد الصباح، والمساء، وأدبار الصلوات الخمس، وعند العوارض والأسباب.
وينبغي مداومة ذلك، في جميع الأوقات، على جميع الأحوال، فإن ذلك عبادة يسبق بها العامل، وهو مستريح، وداع إلى محبة اللّه ومعرفته، وعون على الخير، وكف اللسان عن الكلام القبيح.
“Allah Ta’ala memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk berdzikir kepada-Nya dengan dzikir yang banyak berupa tahlil, tahmid, tasbih, takbir, dan selain dari itu dari setiap ucapan yang di dalamnya terdapat pendekatan diri kepada Allah.
Minimalnya adalah rutin membaca dzikir-dzikir pagi dan petang, dzikir-dzikir setiap kali selesai sholat 5 waktu, dan ketika adanya kejadian-kejadian dan sebab-sebab tertentu.
Hendaknya rutin melakukan hal tersebut pada semua waktu, semua keadaan. Sebab, hal itu merupakan ibadah yang menjadikan pelakunya unggul dalam keadaan dia beristirahat, mengajak kepada mahabbatullah dan ma’rifatullah, membantu di atas kebaikan, dan menahan lisan dari ucapan yang kotor.” (Lihat Tafsir As-Sa’dy di : bit.ly/tafsirasadisurahalahzab41).
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa seorang sahabat Radhiallahu Anhu yang sudah lanjut usia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tentang amalan sunnah yang bisa dilakukan secara rutin oleh orang-orang yang sudah lemah dan lanjut usia. Maka Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
لا يزالُ لسانُك رطبًا من ذكرِ اللهِ
“Hendaknya lisanmu senantiasa basah dengan dzikir kepada Allah.” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalam sunannya [3375]).
Anjuran dzikir di sini tentu saja bersifat umum, selama itu merupakan dzikir kepada Allah. Tentu saja termasuk juga dalam hal ini adalah dzikir pagi sesuai sunnah yang sedang kita bahas pada postingan kali ini.
Baca juga: Tips agar cepat menghafal ayat-ayat Al-Quran.
Waktu Disyariatkannya Membaca Dzikir Pagi & Petang
Karena dzikir pagi dan petang merupakan amalan yang dilakukan pada waktunya, maka hendaknya setiap muslim membacanya sesuai dengan ketetapan waktu tersebut. Untuk itu, simak penjelasan dari Asy-Syaikh bin Baz Rahimahullah tentang hal ini.
Sebuah pertanyaan diajukan kepada Asy-Syaikh bin Baz Rahimahullah :
“Apakah dzikir-dzikir yang disebutkan dalam hadits, yakni dzikir pagi dan petang, apakah dilakukan sebelum sholat atau setelah?”
Beliau Rahimahullah menjawab :
الأمر موسع قبل الصلاة أو بعدها، إن أتى بها قبل غروب الشمس في العصر فحسن، أو بعد الغروب لا بأس، قال الله -جل وعلا-: فَسُبْحَانَ اللَّهِ حِينَ تُمْسُونَ وَحِينَ تُصْبِحُونَ[الروم:17] قوله -جل وعلا-: وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِ [ق:39
فالمقصود: أن التسبيح والتهليل والمجيء بالأذكار الشرعية يكون في آخر النهار، ويكون في أول الليل، هذه أذكار المساء.
وأذكار الصباح تكون في أول النهار قبل الصبح، أو بعد صلاة الصبح، أو بعد طلوع الشمس، كله واسع، والحمد لله، نعم.
“Persoalannya bebas, (boleh) sebelum sholat atau setelahnya. Jika dia membaca dzikir tersebut sebelum terbenamnya matahari pada waktu ashar, maka itu baik, atau setelah terbenamnya matahari, maka itu tidak mengapa.
Allah Azza Wajalla berfirman ‘Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh’ [Surah Ar-Ruum : 17] dan firman Allah Azza Wajalla ‘….dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya).’ [Surah Qoof : 39].
Maksudnya bahwa bertasbih dan bertahlil, serta membaca dzikir-dzikir yang disyariatkan bisa dilakukan di akhir an-nahaar (sore) dan bisa di awal malam. Ini adalah dzikir petang.
Sedangkan dzikir pagi dilakukan di awal an-nahaar sebelum subuh atau setelah sholat subuh atau setelah terbitnya matahari. Semua perkaranya luas, Alhamdulillah. Iya.” (Lihat fatwa Asy-Syaikh bin Baz Rahimahullah : bit.ly/waktudzikirpagipetang).
Agar tidak keliru dalam memahami fatwa Asy-Syaikh Bin Baz Rahimahullah, perlu dipahami bahwa kata ‘an-nahaar (النهار)’ dalam bahasa arab yang sering diterjemahkan bebas ke dalam bahasa Indonesia dengan arti ‘siang’ adalah menunjukkan waktu antara subuh dan terbenamnya matahari.
Sedangkan waktu ‘al-lail (اليل)’ dimulai dari terbenamnya matahari dan berakhir setelah terbitnya fajar yang merupakan tanda masuknya waktu subuh.
Berdasarkan keterangan dari fatwa Asy-Syaikh bin Baz Rahimahullah, diketahui bahwa waktu yang diperbolehkan untuk membaca dzikir pagi adalah beberapa saat sebelum sholat subuh, setelah sholat subuh, atau setelah terbitnya matahari. Adapun waktu dzikir petang adalah setelah sholat ashor atau di awal malam setelah terbenamnya matahari.
Contoh-contoh Amalan Dzikir Pagi Sesuai Sunnah
Setelah menyebutkan dalil-dalil tentang keutamaan dzikir yang tentunya mencakup dzikir pagi dan petang beserta penjelasan waktu pelaksanaannya, selanjutnya kami akan menyebutkan beberapa contoh amalan dzikir pagi yang ada dalilnya.
Dzikir Pertama
Salah satu contoh dzikir pagi dan petang adalah dzikir yang diistilahkan dengan ‘Sayyidul Istighfar’ oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Disebutkan dalam sebuah hadits :
عن شداد بن أوس رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه و سلم : ((سيد الاستغفار أن تقول: اللهمَّ أنت ربي لا إله إلا أنت، خلقتَني وأنا عبدُك، وأنا على عهدك ووعدك ما استطعتُ، أعوذُ بك من شرِّ ما صنعتُ، أبوء لك بنعمتك عليَّ، وأبوءُ لك بذنبي، فاغفر لي؛ فإنه لا يغفر الذنوب إلا أنت))، قال: ((من قالها من النهار موقنًا بها، فمات من يومه قبل أن يُمسي، فهو من أهل الجنة، ومَن قالها من الليل وهو موقن بها، فمات قبل أن يصبح، فهو من أهل الجنة))
“Dari Syaddad bin Aus Radhiallahu Anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam : ‘Sayyidul istighfar (pemimpin istighfar) adalah engkau mengatakan :
اللهمَّ أنت ربي لا إله إلا أنت، خلقتَني وأنا عبدُك، وأنا على عهدك ووعدك ما استطعتُ، أعوذُ بك من شرِّ ما صنعتُ، أبوء لك بنعمتك عليَّ، وأبوءُ لك بذنبي، فاغفر لي؛ فإنه لا يغفر الذنوب إلا أنت
“Alloohumma anta robbii laa ilaaha illaa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu, abu-u laka bini’matika ‘alayya, wa abuu-u bi dzanbii, faghfirlii fainnahu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.”
(Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan komitmen pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang telah kulakukan. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku, karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau).”
Beliau Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda ‘Barangsiapa yang mengucapkannya di waktu ‘an-nahaar (النهار)’ dalam keadaan meyakininya, lalu dia mati pada hari itu sebelum sore, maka dia termasuk penghuni surga. Barang siapa yang mengucapkannya di waktu ‘al-lail (اليل)’ dalam keadaan meyakininya, lalu dia mati pada hari itu sebelum subuh, maka dia termasuk penghuni surga.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari [6306]).
Hadits di atas menunjukkan bahwa sayyidul istighfar termasuk salah satu dzikir pagi dan petang yang disyariatkan dibaca pada waktu-waktu yang telah dijelaskan di atas sebelumnya. Keutamaannya sangat besar yaitu surga, sehingga tidak sepantasnya untuk diabaikan dan ditelantarkan oleh setiap muslim.
Dzikir Kedua
Dzikir berikutnya yang juga disyariatkan untuk dibaca di waktu pagi adalah membaca surah Al-Ikhlash (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) , surah Al-Falaq (قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ), dan surah An-nas (قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ). Semuanya dibaca sekaligus masing-masing tiga kali.
Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dari sahabat Abdullah bin Khobbab Radhiallahu Anhu. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menyebutkan bahwa siapa yang melakukan hal ini, maka dia akan dicukupkan dari segala sesuatu.
Dzikir Ketiga
Disyariatkan juga untuk membaca dzikir berikut ini di waktu pagi :
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillah walhamdulillah, laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir. Robbi as-aluka khoiro maa fii hadzal yaumi wa khoiro maa ba’dahu, wa a’udzu bika min syarri maa fii hadzal yaumi wa syarri maa ba’dahu. Robbi a’udzu bika minal kasali wa su-il kibari. Robbi a’udzu bika min ‘adzabin fin naari wa ‘adzabin fil qobri.
“Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di dalam neraka dan siksaan di dalam alam kubur.”
Bacaan dzikir pagi sesuai sunnah yang disebutkan di atas berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Muslim [2723] dalam shohihnya, An-Nasa’I dalam amalul yaumi wal lailah [573], dan Abu Daud dalam sunannya [5071.]
Disyariatkan untuk membaca dzikir di atas satu kali saja di waktu pagi. Dengan membacanya, seorang hamba meminta kepada Allah Azza Wajalla kebaikan pada hari tersebut dan hari setelahnya, di samping juga berlindung dari kejelekan pada hari itu dan kejelekan pada hari sesudahnya.
Dzikir Keempat
Dzikir lainnya yang juga disyariatkan dibaca di waktu pagi adalah dzikir berikut ini :
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ
Allahumma bika ash-bahnaa wa bika amsaynaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikan nusyuur.
“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang. Dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami hidup dan dengan kehendak-Mu kami mati, dan hanya kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk).”
Bacaan dzikir pagi sesuai sunnah yang disebutkan di atas disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dalam sunannya [5068] dan At-Tirmidzi dalam sunannya [3391] dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu Anhu.
Dzikir di atas juga disyariatkan untuk dibaca satu kali saja di waktu pagi. Disebutkan dalam hadits tersebut bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam mengajarkan dzikir tersebut kepada para sahabatnya. Hal ini menunjukkan akan pentingnya untuk rutin membacanya.
Dzikir Kelima
Dzikir lainnya yang juga disunnahkan untuk dibaca di waktu pagi adalah sebagai berikut :
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur ‘awrootii wa aamin row’aatii. Allahummahfazh-nii mim bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatika an ughtala min tahtii.
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kebaikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kebaikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, jagalah aku dari arah depanku, belakangku, kananku, kiriku, dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ular atau tenggelam dalam bumi dan lain-lain yang membuat aku jatuh).”
Bacaan dzikir pagi sesuai sunnah yang disebutkan di atas disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dalam sunannya [5074] dan Ibnu Majah dalam sunannya [3871] dari sahabat Abdullah bin Umar Radhiallahu Anhuma.
Dzikir di atas juga disyariatkan untuk dibaca satu kali saja di waktu pagi.
Disebutkan dalam hadits tersebut bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam tidak pernah meninggalkan bacaan dzikir tersebut di waktu pagi dan petang. Hal ini menunjukkan bahwa tidak sepantasnya bagi seorang muslim untuk menelantarkan bacaan dzikir ini.
Dzikir Keenam
Dzikir pagi lainnya yang juga disyariatkan adalah bacaan berikut ini :
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
Rodhiitu billaahi robbaan wa bil-islaami diinaan, wa bi-muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallama nabiyyaan.
“Aku ridha Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai agamaku dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai nabiku.”
Keterangan tentang sunnahnya bacaan dzikir di atas terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dalam sunannya [5088] dan At-Tirmidzi dalam sunannya[3388].
Dzikir di atas disunnahkan untuk dibaca sebanyak tiga kali. Dengan membacanya, seorang hamba menunjukkan pengakuan, sikap berserah diri, ridha, dan mengimani Allah adalah Rabb-nya, islam sebagai agamanya, dan Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai nabinya.
Dzikir Ketujuh
Dzikir pagi lainnya yang juga disunnahkan adalah bacaan berikut ini :
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
Subhanallaahi wa bi-hamdihi
“Maha suci Allah, aku memuji-Nya.”
Dalil yang menunjukkan sunnahnya bacaan dzikir di atas terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim [2692].
Disunnahkan dzikir di atas dibaca sebanyak seratus kali. Disebutkan dalam hadits tersebut bahwa jika seorang hamba membacanya, maka tidak seorang pun pada hari kiamat bisa mendatangkan amalan yang lebih baik dari itu, kecuali jika orang tersebut turut membaca dzikir yang semisal atau lebih dari itu.
Dzikir Kedelapan
Dzikir lainnya yang juga disunnahkan untuk dibaca di pagi hari adalah sebagai berikut :
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
“Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang berkuasa atas segala sesuatu.”
Dalil bacaan dzikir pagi sesuai sunnah yang disebutkan di atas berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh An-Nasai dalam Sunan Al-Kubra [6/10].
Disunnahkan untuk membaca dzikir di atas sebanyak 10 kali. Jika seorang hamba membacanya, niscaya Allah Ta’ala akan menuliskan untuknya 10 kebaikan, menghapuskan 10 kesalahan. Bahkan, dia juga mendapatkan keutamaan seperti memerdekakan 10 orang budak atau hamba sahaya.
Dzikir Kesembilan
Dzikir pagi berikutnya yang juga disunnahkan untuk dibaca adalah sebagai berikut :
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Ash-bahnaa ‘ala fithrotil islaam wa ‘alaa kalimatil ikhlaash, wa ‘alaa diini nabiyyinaa Muhammadin shallallahu ‘alaihi wasallam, wa ‘alaa millati abiina Ibraahiima haniifam muslimaaw wa maa kaana minal musyrikin
“Di pagi hari kami berada di atas fitrah islam, kalimat ikhlas (kalimat syahadat), agama Nabi kami Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, dan agama bapak kami Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik.”
Dalil tentang dzikir pagi di atas disebutkan dalam riwayat An-Nasa’i dalam Sunan Al-Kubra [9829] dan Ahmad [15367].
Dzikir tersebut disunnahkan untuk dibaca satu kali saja. Jika seorang hamba membacanya, diharapkan dirinya selalu di atas fitrah islam dan kalimat ikhlas.
Dzikir Kesepuluh
Dzikir lainnya yang juga disunnahkan untuk dibaca ketika pagi adalah sebagai berikut :
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Bismillahilladzii laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim.
“Dengan nama Allah yang apabila disebut nama-Nya, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Dalil tentang dzikir pagi di atas disebutkan dalam riwayat Abu Daud [5088] dan At-Tirmidzi [3388].
Dzikir tersebut disunnahkan untuk dibaca sebanyak tiga kali. Dengan membaca dzikir tersebut, seorang hamba menunjukkan sikap berserah diri kepada Allah Azza Wajalla dan meminta dengan nama-Nya agar tidak satu pun di langit dan di bumi yang dapat memberikan kejelekan padanya.
Dzikir Kesebelas
Dzikir lainnya yang juga disunnahkan untuk dibaca ketika pagi adalah sebagai berikut :
اللَّهمَّ عافِني في بَدَني، اللَّهمَّ عافِني في سَمْعي، اللَّهمَّ عافِني في بَصَري، لا إلهَ إلَّا أنتَ
Allaahumma ‘aafinii fii badanii, ‘aafini fii sam’ii, allahumma ‘aafini fii bashorii, laa ilaha illa anta.
“Ya Allah, berikanlah kesehatan pada badanku, ya Allah berikanlah kesehatan pada pendengaranku, ya Allah berikanlah kesehatan pada penglihatanku, tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau.”
Dalil akan disunnahkannya bacaan dzikir pagi di atas diriwayatkan oleh Abu Daud dalam sunannya dan Asy-Syaikh Al-Albani Rahimahullah menyebutkan haditsnya dalam shohih sunan Abu Daud no hadits 5090.
Disunnahkan untuk membaca dzikir di atas sebanyak 3 kali. Ketika seorang hamba membacanya, pada hakikatnya dia meminta kepada Rabb-nya agar diberikan kesehatan pada badan, pendengaran, dan penglihatan.
Dzikir Kedua Belas
Dzikir berikutnya yang juga disyariatkan untuk dibaca ketika pagi adalah sebagai berikut :
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا
Yaa Hayyu Yaa Qoyyuum, bi-rohmatika as-taghiitsu, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin abadan.
“Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan di waktu gawat, perbaikilah segala urusanku dan jangan Engkau serahkan diriku kepada diriku sendiri sekejap mata pun (tanpa mendapat pertolongan dariMu).”
Dalil akan disyariatkannya membaca dzikir pagi sesuai sunnah terdapat pada hadits An-Nasai dalam Sunan Al-Kubro [381/ 570], Al-Bazzar dalam musnadnya [4/ 25/ 3107], dan Al-Hakim [1: 545]. Disunnahkan untuk membacanya sebanyak satu kali saja.
Dzikir tersebut disunnahkan untuk dibaca satu kali saja. Ketika seorang hamba membacanya, menunjukkan dirinya meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala semata agar diselamatkan dari kondisi yang gawat dan berbahaya.
Demikianlah penjelasan mengenai dzikir pagi sesuai sunnah, waktu membacanya, serta contoh-contoh dzikir yang disyariatkan.
Selain dzikir-dzikir pagi yang disebutkan di atas, tentu masih banyak lagi dzikir-dzikir lainnya yang juga disyariatkan, namun tidak sempat kami sebutkan.
Silahkan klik link berikut jika Anda ingin mendapatkan tambahan bacaan dzikir pagi sesuai sunnah lainnya.
- Surat an-Naziat: Arab, Latin dan Terjemahan - September 26, 2023
- Surat Quraisy: Arab, Latin dan Artinya - September 26, 2023
- Surat al-Fil: Arab, Latin dan Artinya - September 26, 2023